1908 : BOEDI OETOMO. Berdiri di Jakarta, pada 20 Mei 1908
oleh pemuda-pelajar-mahasiswa dari lembaga pendidikan stovia.
1928 : INDONESISCHE VEREENINGING (Perhimpunan Indonesia)
kembali ke tanah air. Kecewa dengan perkembangan kekuatan-kekuatan perjuangan
di Indonesia, dan melihat situasi politik yang di hadapi, mereka membentuk
kelompok studi yang dikenal amat berpengaruh, karena keaktifannya dalam
diskursus kebangsaan saat itu.
1945 : Kelompok Studi Indonesia berubah menjadi Partai
Bangsa Indonesia (PBI), sedangkan Kelompok Studi Umum menjadi Perserikatan
Nasional Indonesia (PNI).
Demokarasi Liberal (1950-1959) :
Seiring dengan penerapan sistem kepartaian yang majemuk saat itu, organisasi
mahasiswa ekstra kampus kebanyakan merupakan organisasi dibawah partai-partai
politik. Misalnya, GMKI Gerakan Mahasiswa kristen Indonesia, dan PMKRI
Perhimpunan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia.
1975 : Setelah peristiwa Malari, hingga tahun 1975
dan 1976, berita tentang aksi protes mahasiswa nyaris sepi. Mahasiswa
disibukkan dengan berbagai kegiatan kampus disamping kuliah sebagain kegiatan
rutin, dihiasi dengan aktivitas kerja sosial, Kuliah Kerja Nyata (KKN), Dies
Natalis, acara penerimaan mahasiswa baru, dan wisuda sarjana. Meskipun
disana-sini aksi protes kecil tetap ada.
1977 : Gerakan mahasiswa tahun 1977/1978 ini tidak hanya
berporos di Jakarta dan Bandung saja namun meluas secara nasional meliputi
kampus-kampus di kota Surabaya, Medan, Bogor, Ujungpandang (sekarang Makassar),
dan Palembang. 28 Oktober 1977, delapan ribu anak muda menyemut di depan kampus
ITB. Mereka berikrar satu suara, "Turunkan Suharto!" . Besoknya,
semua yang berteriak, raib ditelan terali besi. Kampus segera berstatus darurat
perang. Namun, sekejap kembali tentram.
Peringatan Hari Pahlawan 10 November 1977 : Surabaya
dipenuhi tiga ribu jiwa muda. Setelah peristiwa di ITB pada Oktober 1977,
giliran Kampus ITS Baliwerti beraksi. Dengan semangat pahlawan, berbagai
pimpinan mahasiswa se-Jawa hadir memperingati hari Pahlawan 1977. Seribu
mahasiswa berkumpul, kemudian berjalan kaki dari Baliwerti menuju Tugu
Pahlawan.
Peringatan Tritura 10 Januari 1978 : Peringatan 12 tahun
Tritura itu jadi awal sekaligus akhir. Penguasa menganggap mahasiswa sudah di luar
toleransi. Dimulailah penyebaran benih-benih teror dan pengekangan.
Sumber : wikipedia